26 Oktober 2007

Geng Motor di Bandung

Write By Kevin
From SSFC Mailing List

Disumpah, Geng Motor Berani Merampok Dan Membunuh
Kamis 25 Oktober 2007, Jam: 9:37:00 BANDUNG (Pos Kota) - Awalnya geng
motor hanya kumpulan anak-anak remaja yang hobi ngebut dengan motor, baik
siang maupun malam hari di Kota Bandung. Mereka melakukan balapan motor
alias trek-trekan di jalanan umum. Tapi kini, geng motor kini sudah
meresahkan masyarakat, karena sepak terjangnya makin beringas.

Kelompok ini sekarang sudah menyebar ke berbagai wilayah, meski organisasi
induknya tetap berada di Kota Bandung, Jawa Barat.

Untuk mengetahui, kenapa mereka berubah brutal dan jahat, kita mesti lebih
dulu mengetahui latarbelakang organisasinya dan doktrin yang diterapkan
saat mereka direkrut yang disebut sumpah.

Setiap anggota geng motor dalam sumpahnya, harus berani melawan polisi
berpangkat komisaris ke bawah. Anggota harus berani melawan orangtuanya
sendiri. Sumpah terakhir, anggota harus bernyali baja dalam melakukan
kejahatan.

Demikian tiga sumpah anggota geng motor di Bandung dalam ?buku putihnya?
yang ditemukan polisi pada tahun 1999. Dokumen setebal 20 halaman yang
diamankan Kapolwiltabes Bandung saat itu, Kolonel (Kombes-Red) Yusuf
Mangga Barani, nampaknya menjadi ?sumpah? atau patokan geng motor selama
ini.

4 GENG TERKENAL
Berdasarkan penyelidikan, ada empat geng terkenal di Kota Bandung, yakni
Exalt To Coitus (XTC), Grab On Road (GRB), Berigadir Seven (Briges) dan
Mounraker yang pada hakikatnya memiliki ?ideologi? sama, mencetak anggota
dari kalangan siswa SMP dan SMA menjadi remaja yang berperilaku jahat dan
tak lepas dari tiga sumpah di atas. Anggota bukan saja laki-laki, tetapi
banyak juga remaja putri yang senang ngumpul-ngumpul, berbaur dengan
putra.

Merujuk dari tiga poin doktrin geng motor tersebut, dapat dimaklumi kalau
mereka selalu berbuat jahat karena termotivasi doktrin yang ada di
kumpulanya itu. Hanya saja, aksi kejahatan mereka kini semakin membabi
buta. Bukan saja sebatas tawuran atau merampas sepeda motor, tapi mereka
sudah berani merampok dan membunuh. Masalah kejahatan inilah yang kini
jadi ?momok? warga Bandung untuk keluar pada malam hari. Dan sering
membuat kewalahan polisi untuk memberantasnya.

POTONG JARI
Geng XTC berdiri pada tahun 1982 di Kota Bandung. Dengan menancapka
bendera putih biru muda bergambarkan lebah itu awalnya didirikan
sekelompok anak SMA swasta elite di kota ini. Rekruitmen anggota terus
digenjot kelompok ini. Sehingga pada usia belasan tahun geng ini mampu
menarik anak sekolah dan dengan cepat berkembang di daerah-daerah di Jawa
Barat.

Exalt To Coitas tercatat beranggotakan di atas 5.000 orang. Anggota ini
tersebar mulai Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Ciamis, Garut, Tasikmlaya,
Sumedang, Cianjur, Subang, hingga Cirebon dan Kuningan. Sejalan dengan
tipe lebah, anggota geng tersebut selalu kompak bila ada anggotanya yang
disakiti anggota geng lain. Bagaikan lebah, ketika disakiti, mereka terus
memburu musuh-musuhnya yang menggangu kenyaman hidup mereka.

?Kami mengakui kalau XTC merupakan geng terbesar di Bandung dibanding tiga
geng lainnya. Kekuatan semakin besar egonya pun tak ketulungan. Walau geng
lain tak menggangu, XTC selalu membuat masalah,? kata sejumlah pentolan
geng motor yang menolak ditulis namanya.

XTC geng motor yang terkuat saat ini. Jumlah anggota semakin bertambah,
sehingga ?daerah jajahan? nya pun semakin luas. Semula XTC hanya menguasai
sejumlah ruas jalan di Kota Bandung mulai Jalan Peta, Buahbatu, Gatot
Subroto dan Jalan Diponogoro. Namun, belakangan, daerah kekuasaan geng ini
semakin bertambah dan mampu mencaplok daerah Jalan Dago, Pasteur hingga
Kiaracondong.

Dengan adanya eksvansi daerah kekuasaan ternyata banyak menyinggung
kewibawaan geng motor lainnya di Kota Bandung. Buntunya, percikan
pertengkaran dan saling serang menyerang terus terjadi meski harus
menumbalkan nyawa anggotanya.

?Diakui atau tidak, geng XTC dimusuhi tiga geng lainnya. Ini bukan impian
tapi kenyataan,? kata para remaja di Bandung.

Dalam membuat anggota baru, XTC memiliki cara tersendiri. Para anggota
yang datang dari lingkungan sekolah SMP dan SMA selalu digodok di daerah
Lembang selama empat hari untuk mengikuti training loyalitas.

Polisi jajaran Polwiltabes Bandung mencatat, training loyalitas yang
diterapkan bukan berupa pelajaran sekolah, melainkan berupa penggojlokan
fisik mulai ditendang diinjak dan dipukul. ?Penyiksaan ala IPDN terhadap
praja lebih ringan dibanding penyiksdaan di XTC. Dan cuplikan gambar
tersebut ada di ?CD? yang berhasil diamankan Polwiltabes, ? kata sejumlah
anggota polisi.

Yang lebih parah lagi, semua anggota baru yang lulus dalam uji loyalitas,
harus mengikuti tes terakhir ketika mereka pulang ke rumah. Tes itu berupa
mengendarai sepeda motor Lembang-Bandung tanpa harus menggunakan rem.
?Latihan ini yang kini terus dikembang dalam aksi kejahatan perampasan
perampokan dan penyerangan di tengah jalan,? kata dia. Anggota XTC
memiliki keunikan tersendiri dalam organisasinya.

Setiap orang mengundurkan diri dari keanggotaanya yang bersangkutan
diharuskan potong jari kelingking. Upacara ini menandakan kesetiaan
seseorang terhadap geng. Luar biasa !

MINUM DARAH ANJING
Berbeda dengan geng motor Brigadir Seven (Briges) dalam merekrut anggota
barunya. Tiga doktrin utama seperti musuhi polisi, lawan orang tua, dan
berlaku jahat di tengah malam terus dikembangkan pada tubuh geng yang
semula beranggotakan siswa SMA 7 Bandung. Terhadap anggota baru, Komandan
Briges terus melakukan uji nyali mulai keterampilan dalam beraksi hingga
mereka diharuskan minum darah anjing dan ayam. Konon, dua darah ini bisa
menubuhhkan rasa berani pada diri seseorang.

Dengan keberaniannya dalam beraksi, Briges mengalami perkembangan cukup
lumayan. Di bawah bendera negera Jerman bergambarkan kelelawar hitam,
Briges terus mengembangkan sayap dalam dunia geng hingga mengalami
kekuatan kedua setelah XTC.

Dalam dunia ?pergengan? di Bandung, Briges yang berdiri pada tahun 1980-an
menempati posisi kedua dan sekaligus musuh bubuyutan XTC.

Beberapa tahun belakangan, Briges berubah arti. Semula Brigadir Seven,
tiba-tiba pada tahun 1999 berubah menjadi Brigadir Gestapu. Ketika nama
Gestapu melekat pada kelompok mereka aksi brutalnya pun semakin
menjadi-jadi. Setiap hari terus tawuran dan menyerang sekolah-kolah di
Bandung. Tak kurang dari seminggu tiga kali, Beriges selalu bentrok dengan
XTC.

Dalam pencaturan wilayah kekuasaan, Briges hanya mengendalikan beberapa
jumlah ruas jalan yang ada di Bandung. Jalan Lengkong Kecil dan Besar,
tempat sekolah mereka berdiri, merupakan daerah kekuasaan utamanya yang
tak bisa diganggu siapapun. Ketika nyalinya semakin tinggi, Jalan Asia
Afrika berhasil diambilalih termasuk Jalan Sudirman kota Bandung.

Moonraker, geng motor yang beridiri pada tahun 1978. Para pendiri geng ini
merupakan siswa SMA yang ada di Jalan Dago yang mencintai dunia balapan
motor pada waktu itu. Nama geng itu sendiri diambil dari judul film James
Bond yang sedang naik daun pada waktu itu. Dalam pencaturan jumlah anggota
geng ini di bawah Briges. Kecilnya anggota bukan jadi ukuran dalam dunia
kejahatan.

Anggota Moonraker sama saja dengan yang lain, beringas, ganas dan selalu
siap perang pada malam hari. Di bawah naungan bendera merah putih biru
bergambarkan kelelawar, Mounraker mampu berkuasa di kota ini. Sepanjang
Jalan Dago, Dipati Ukur dan Dago pojok merupakan wilayah kekuasaanya.
Belakangan geng ini sering bentrok dengan XTC menyusul sebagian wilayahnya
telah dieksvansi geng itu.

Grab On Road (GRB) merupakan geng motor paling bontot di Kota Kembang.
Anggota mayopritas anak SMP 2 yang memiliki hobi balapan setiap malam. Di
bawah bendera merah kining hitam, geng tetap berjalan meski anggotanya
hanya sedikit dibanding tiga geng lainnya.

Daerah kekuasaan mereka sepanjang Jalan Sunda, Sumatera dan sekitarnya.

?Geng ini lamban dalam melakukan perkerutan anggota. Hal itu tertjadi
karena pentolan pengurus masih anak SMP sehingga pola pegembangan
organisasdinya cukup lamban. Kejahatan, jangan ditanya. Beringasnya sama
saja,? kata polisi.

INCAR EMPAT GENG
Empat geng motor yang terus membuat kisruh di Bandung nyatanya turut
mengundang ?amarah? polisi. Tak tanggung-tanggung, Kapolrtesta Bandung
Tengah AKBP Mashudi menegaskan empat geng motor itu yang menjadi inacaran
kepolisian. ? Keempat geng ini incaran kami karena selalu bikin ulah,?
tandasnya.

Polisi mengincar geng motor sangat dimalumi. Pasalnya, dalam dua bulan
terakhir tercatat tiga warga tewas sia-sia akibat dibantai anggota geng
motor. Sebut saja Asep siswa SMA tewas dibantai kemudian mayatnya dibuang
ke sungai di Celenyi Kabupaten Bandung. Kemudian sensi anak SMA tewas
dibantai geng motor dan mayatnya dibuang diselokan daerah margahayu raya.
Korban ketiga PNS Kanwil Bea Cukai Merak Banten

Putu. Korban ini dibantai ketika sedang silaturahmi ke teannya di Bandung.

Aksi kejahatan yang dilakukan geng motor, lanjut Mashudi, sangat monoton.
Mereka berkelompok menyergap merampas dan menguras hartanya. Bila melawan
korban dihabisi. ? Geng ini tak mau bergerak sendirian,? tegasnya. Dari
fakta yang ada, lanjut dia, korban warga biasa (diluar anak sekolah)
dibunuh ketiuka mereka melawan. Alasan melakukan pembunuhan sangat enteng
yaitu salah sasaran.

Jika korban menimpa anak SMA itu murni dibantai karena adanya permusuhan
antara geng. Korban terpaksa dibantai karena diduga menyakiti anggota geng
lain, atau mengkhianati geng yang korban masuki. ? Pengunglapan sangat a
lot karena pelajar yang berhasil ditangkap selalu tutup mulut untuk ketika
ditanya masalah gengnya itu,?.

Berdasar bukti yang ada, anggota geng motor merupakan anak dari para
pejabat yang ada di kota bandung. Melihat status sosial orang tuanya, ada
kesan polisi nampak menutup sebelah mata terhadap aksi kejahatan geng
motor tadi. Namun, Kapolda Jabar Irjen Pol Sunarko, memberikan sinyal,
supaya geng motor yang berulah diproses secara hukum. ?Tak peduli anak
siapa dan darimana, kalau bersalah proises sesuai hokum,? tegas kapolda
kemarin.

BISA MEMBAHAYAKAN
KRIMINOLOG Soedjono, berkomentar blak-blakan masalah geng motor ini. Dia
mengaku blak-blakan atas keburutalan mereka. ?Jangan dibiarkan, bisa-bisa
nantinya membahayakan! ?

Geng motor kata dia, merupakan wadah yang mampu memberikan gejala watak
keberingasan anak muda. Perkembangannya, tak lepas dari trend an mode yang
sedang berlangsung saat itu. ?Aksi brutal itu perlu diredam. Mulanya
berbuat jahat dari yang ringan seperti bolos sekolah, lama-lama mencuri,
merampok dan membunuh. Lumrahnya jika sudah berani jahat ada indikasi
mereka mengkonsumsi narkoba,? kata dia.

Menyikapi masalah ancaman terhadap polisi, demikian Soedjono, perlu
dijadikan alat kaji diri untuk kepolsian. Ancaman mereka nampaknya serius
karena anggota geng mengakui polisi merupakan penghalang utama dalam
melakukan kejahatan. ?Mereka berlaku jahat ujung-ujungnya berusurasan
dengan polisi. Makanya mereka benci polisi,? tuturnya.

Begitu pun membenci melawan orang tua. Mereka sadar karena masih sekolah
sumber keuangan ada di orang tua. Olehgkarenanya, jika orang tua tak
memberi uang cukup, mereka terpoaksa membenci dan mengancam orangtuanya
tadi. Sedang aksi kejahatan berupa perampasan dan perampokan, merupakan
jalan lain untuk m,endapatkan penghasilan. ? Pola piker seperti harus
segera dihentikan,? .

Solusi konkret yang perlu ditempuh adalah, kepolisian haruis konsisten
memberantas mereka. Kemudian DInas pendidikan dan sekolah harus turut
bergandeng tangan dengan polri dalam meminimalisir aksi kejahatan itu. ?
Jangan ada kesan Diknas cuci tangan Karen ada polisi. Cuci tangan ini yang
membahayakan, ? katanya.

TEMBAK DITEMPAT
Kebrutalan geng motor bukan saja dirasakan pihak kepolisian. Warga pun
kini mulai merasa gerah akan ulah mereka. Aksi mereka yang dilakukan
tengah malam, membuat rasa takut warga Bandung untuk jalan-jalan di malam
hari. ? kami merasa tak nyaman malam hari di bandung. Khawatir geng motor
nyerang dan merampas motor. Oleh karenya kami setuju kalau mereka yang
berbuat jahat tembak ditempat saja,? kata warga, Yunus,45,.

Hal sama diungkapkan tokoh masyarakat wilayah Bandung Timur. H. Muhamad
Husein dengan tegas meminta supaya polisi bertindak tegas kepada geng
motor ketika melakukan aksi kejahatan. ? kami pikir tak perlaku pusing
kalau sudah cukup bukti dan tertanghkap basah berlaku jahat tembak mati
saja,? katanya.

Tembak mati atau tembak melumpuhkan, merupakan stimulus jitu untuk
memberikan efek jera pada meraka. Namun, action polisi mengarah ke
penembakan itu belum, ada, sehingga ada kesan polri sangat menutup mata
akan kejahatan geng motor tadi. ? Geng motor yang diproses di perngadilan
tak akan memberikan efek jera. Ketika pelaku divonis bebas, rekan-rekannya
menyambut dan mengelu-eluka. Jika anggota geng motor ditangjap dan diadili
maka anggota itu menjadi pahlawan,? tegasnya.

Olehkarenya, untuk memberikan rasa aman pada warga dan tamu luar kota yang
dating ke bandung, tindakan tegas kepada anggota geng motor harus segera
dilakukan. ? Kami sangat prihatin bila ada tamu ke

Bandung kemudian tewas dibantai geng motor. Mereak telahg merusak citra
kota Bandung,? katanya, seraya menambahkan, warga luar kora yang ada di
bandung waspadalah bila jalan-jalan pada tengah malam.